Langsung ke konten utama

Mengenal Yesus





 Betapa bahagianya apabila seseorang berada dekat dengan orang yang dikasihinya, yang dibanggakannya, disegani, dan dihormati. Seperti rasa damai yang dialami seorang anak dalam pelukan ibunya, atau ketenteraman hati seseorang ketika berada tepat di sisi kekasihnya, seperti sukacita seorang remaja yang berada di tengah artis idolanya, atau seperti kebanggan hati rakyat  jelata yang berada di dekat presidennya. Tetapi ada bentuk kebahagiaaan lain yang melebihi kebahagiaan yang dapat diberikan manusia, yaitu kebahagiaan ketika seseorang merasa dekat kepada Tuhan. Hanya orang yang menyadari bahwa Tuhan itu ada di dekat-Nya dan percaya akan kasih dan kuasa-Nya yang akan merasakannya. 

Kategori orang yang berada di dekat Yesus
       Ketika  Yesus berkeliling menyampaikan kabar sukacita dan pengajaran-Nya, banyak orang mengikuti Dia.  Mereka haus dengan pengajaran Yesus yang selalu membawa damai sejahtera, dan mereka ingin selalu bersama-Nya di mana pun Dia berada. Mungkin di antara mereka, ada yang sebenarnya hanya kebetulan melintasi tempat di mana Yesus berada, kemudian ikut nimbrung untuk sekadar tahu, “Oh… itu yang nama-Nya Yesus,  yang terkenal melakukan banyak mukjizat  dan selalu mengabarkan berita damai”. Ada yang terkagum-kagum, kemudian pulang menyampaikan hal yang dilihatnya kepada keluarganya. Tetapi, setelah itu mereka tidak pernah muncul lagi. Berbagai alasan bisa menjadi penghalang mengapa seseorang  tidak kembali lagi. Mungkin, ada kepentingan lain yang dianggap lebih penting dari mendengar pengajaran Yesus atau tidak memiliki waktu untuk bertemu dengan-Nya. Alhasil, sukacita yang pernah mereka alami hanya sesaat dan dapat menguap oleh waktu. Kesempatan mendapat berkat terabaikan sia-sia.
       Sama halnya pada zaman sekarang ini. Banyak orang yang sebenarnya tidak menolak pengajaran tentang Yesus, namun mereka tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk mendengarnya lebih banyak. Urusan bisnis dan kepentingan keluarga menyita waktu mereka. Mereka bersekutu dengan Tuhan hanya disaat-saat tertentu, seperti ketika bisnis sedang seret, ketika liburan panjang, atau ketika mereka sedang ditimpa masalah.
       Selain itu, di antara kerumunan orang-orang yang mengikuti Yesus, ada pula anak-anak kecil yang mengikuti orangtuanya. Bisa jadi mereka tidak memahami makna yang disampaikan oleh Yesus. Tetapi, sukacita yang mereka rasakan karena rasa aman berada dekat dengan orang tua mereka, ataukegembiraan karena dapat bermain bersama teman-teman sebayanya yang lain.   
       Demikian juga, mungkin tidak semua yang hadir di gereja datang oleh keinginan hati sendiri. Mereka datang atas ajakan suami/isteri, teman, saudara, atau pacar untuk sekadar menemani. Beberapa di antaranya tergolong  jiwa baru yang masih belajar untuk mengenal-Nya. Tuhan mengasihi mereka juga seperti ketika Ia  memanggil anak-anak itu untuk mendekat kepada-Nya kemudian menggendong dan mendekap mereka. Tuhan ingin mereka terus bertumbuh dan mengenal-Nya lebih dalam lagi. Seberapa pun tingkat kerohanian seseorang, Tuhan tetap mengasihi mereka dan selalu ingin setiap orang bertumbuh di dalam iman.
       Di antara kerumunan orang-orang yang paling setia mengikuti Yesus kemana pun Dia pergi adalah murid-murid-Nya. Intensitas mereka bersama Yesus jauh lebih besar dibandingkan pengikut yang lainnya. Tentu apa yang mereka lihat dan pengalaman rohaninya bersama Yesus jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengikut lainnya yang hanya beberapa waktu bersama dengan Yesus. Apa saja yang murid-murid Yesus lihat dan alami saat bersama-Nya ?

Melihat Mukjizat Yesus

Ketika melakukan perjalanan bersama Yesus, para murid sering melihat mukjizat yang Tuhan lakukan, baik terhadap orang lain maupun kepada dirinya sendiri. Berbagai mukjizat telah dilakukan Yesus. Antara lain Yesus pernah mengubah air menjadi anggur yang berkualitas dalam suatu pesta pernikahan, menyembuhkan wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun, membangkitkan anak Yairus dari kematiannya, menyembuhkan orang lumpuh, buta, tuli, kerasukan setan, dan sebagainya. Begitu juga terjadi ketika murid-murid Yesus berada di dalam perahu bersama Yesus, kemudian angin taufan menghantam perahunya hingga hampir tenggelam. Tetapi kemudian Tuhan Yesus meredakan angin itu hingga danau itu pun menjadi tenang. Mukjizat yang dilakukan Yesus selalu tepat sesuai dengan waktu dan kebutuhan orang yang mengalaminya. Sehingga orang akan merasa aman dan damai berada di dekat-Nya. semakin intens seseorang bersama Yesus, semakin sering ia menyaksikan mukjizat yang dilakukan-Nya. Hal ini membangkitkan iman percaya mereka kepada Yesus.
Hingga sekarang pun, mukjizat  Allah masih berlaku. Bagi mereka yang sering mengikuti KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) atau CG (Champion Gathering- bagian dari SPK-Saya pengikut Kristus), sudah tidak heran lagi menyaksikan  bagaimana Allah bekerja melakukan mukjizat-Nya. Hingga sekarang, nama Yesus mempunyai kuasa untuk melakukan hal apa pun, bahkan yang di luar logika  manusia. Di dalam nama-Nya tidak ada segala sesuatu yang mustahil. Tuhan mampu melakukan mukjizat-Nya kepada semua orang  yang percaya kepada-Nya.

Menerima Pengajaran-Nya.
       Bersama dengan Yesus, para murid menerima pengajaran-pengajaran yang menuntun mereka kepada jalan keselamatan.  Orang-orang berada di dekatNya mendengar ajaranNya, tentang keselamatan ada di dalam Dia yang percaya kepada-Nya, supaya tetap di dalam firmanNya sebagai muridNya (Yohanes 8:31)
Selain itu, para murid juga menerima pengajaran-pengajaran yang dapat  diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, mengenai hal berdoa, berpuasa, persembahan, pelajaran untuk jangan kuatir, dan ajaran mengenai kasih yang harus diterapkan sebagai pengikut-Nya.
      Pengajaran-pengajaran Yesus telah dituliskan di dalam Firman Tuhan. Kapan pun dan siapa pun dapat melihat dan membaca-Nya berulang-ulang sesering mereka mau. Orang yang dekat kepada Tuhan akan selalu haus menerima Firman-Nya, baik dengan membaca-Nya sendiri secara langsung, atau dengan mendengar khotbah di gereja, media radio dan televisi, maupun dengan membaca buku-buku rohani. Mereka akan terus mempelajari dan mencari kehendak Tuhan, serta mau untuk menerapkan ajaran Tuhan di dalam kehidupannya.
      Bersama Yesus, seseorang akan melihat sendiri bagaimana Yesus memberi teladan hidup: rajin berdoa, penuh belas kasihan, bijaksana dalam bersikap, dan tepat dalam mengambil keputusan.

Melihat pribadi Yesus
       Yesus memiliki hati yang lembut, tetapi Ia juga tegas dalam bersikap. Ia tidak tinggal diam ketika seseorang menyimpang dari jalan Tuhan.  Ia mengusir para pedagang lembu, kambing, domba dan merpati, dan penukar-penukar uang, menghamburkan barang dagangan mereka, dan membalikkan meja-meja tempat mereka menggelar dagangannya. Yesus tidak mau Bait Allah menjadi tempat berjualan.
      Ternyata, tidak semua orang dapat menerima teguran atau pernyataan yang keras, bahkan banyak murid-murid-Nya yang mengundurkan diri dan tidak mengikuti Dia lagi (Yoh 6:66).
Demikian halnya dengan anak-anak Tuhan di masa kini. Tidak jarang mereka limbung di tengah jalan, karena teguran, ketidakcocokkan, ketidakpuasan, konflik, dan sebagainya. Masih untung kalau hanya berpindah gereja, tetapi sayangnya ada pula yang akhirnya menjadi murtad. Hal ini bisa terjadi jika iman rohani kita masih kerdil, iman yang diukur dari harga diri di depan mata manusia.  
       Lain halnya dengan Simon Petrus, ia mempunyai iman yang kokoh dengan pengakuannya:  Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah (Yohanes 6:68-69).
Seorang murid Tuhan akan mengenal Allah lebih dekat dan akan mengakui bahwa  apa pun yang diucapkan Allah adalah suatu kebenaran.
      Sikap tegas Yesus juga ditunjukkannya ketika ia duduk bersama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Meski orang-orang menilainya sebelah mata, tetapi Yesus mempunyai sikap bahwa Ia datang bukan untuk memanggil orang-orang benar, melainkan orang berdosa (Matius 9:13).
         Belajar dari pribadi Yesus yang tidak bersikap exclusive, jangan berada hanya di komunitas Kristiani, apalagi hanya dengan sesama aktivis gerejani. Yesus adalah karunia Allah untuk semua umat di dunia. Maka sebagai anak Tuhan kita pun harus membagi kasih kepada semua orang tanpa melihat latar belakangnya.

      Yesus merupakan pribadi yang bijaksana. Ketika ia dihadapkan dengan seorang wanita yang berzinahIa mengambil sikap dengan tidak menghakiminya. Tentu saja perasaan wanita itu telah diliputi dengan ketakutan yang amat sangat. Bisa dibayangkan betapa ngerinya ia melihatkerumunan orang yang penuh emosi dengan kemarahan yang meledak. Mereka telah mengitarinya dengan menggenggam batu yang keras dan padat di tangan yang siap untuk dilemparkan kepada wanita itu. Tetapi dengan cara elegan, Yesus mampu menghentikan amukan massa yang hendak merajam wanita itu. Yesus menantang mereka, kata-Nya siapa yang tidak berdosa boleh merajam wanita itu terlebih dahulu. Kenyataannya, tak seorang pun yang merasa dirinya suci dan akhirnya mereka satu demi satu meninggalkan wanita itu tanpa melakukan tindakan apapun. Akhirnya wanita itu pun selamat dari kematian sia-sia yang sudah di ambang pintu. Ia diselamatkan oleh kehadiran Yesus di dekat-Nya. Tidak hanya itu, Yesus jugamenasihatinya untuk memperbaiki diri dan tidak melakukan dosa lagi. Wanita itu pun benar-benar bertobat  dan terus mengikuti ajaran Yesus. Suatu perubahan sikap hidup 180o dapat terjadi, ketika seseorang mengalami Yesus di dalam hidup-Nya.
      Begitu juga dalam hidup seseorang, ada waktu dimana seseorang mengalami himpitan, seolah hidupnya sudah di ambang kehancuran. Tetapi kehadiran Yesus mampu menyelamatkan setiap orang keluar dari permasalahannya. Tuhan selalu mempunyai cara yang tepat untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi manusia, asalkan orang itu mau berserah kepada-Nya

Mengalami penderitaan Yesus
        Malam menjelang Paskah, Yesus mengadakan perjamuan. Saat itu Yesus memberi teladan untuk merendahkan hati. Ia membasuh kaki murid-murid-Nya. Firman Tuhan demikian,  “ Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya”.(Yohanes 13:16)
Yesus pun bersaksi : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."   (Yohanes 13:20-21). Suasana haru dan gusar menyeruak hati murid-murid Yesus. Siapakah yang akan menkhianati Guru mereka ? Di tengah kegalauan hati murid-murid-Nya, Yesus memberi kata-kata pengharapan:
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan dating kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:1-3)
Yesus juga menjanjikan akan memberi Penghibur bagi murid-muridNya “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.
      Segala sesuatu dipersiapkan Yesus bagi murid-murid-Nya, menjelang Ia disalibkan. Mulai peringatan bahwa mereka bakal dikucilkan, dunia akan membencidan dukacita akan menyelimuti mereka;  Yesus juga memberi peneguhan hati dan mendoakan murid-murid-Nya, agar mereka kuat saat menghadapi masa-masa penderitaan itu. Sebuah perhatian, tanggung-jawab, dan sikap penuh perlindungan kepada orang-orang terdekat-Nya.
      Akhirnya, sampai pada saat yang paling menegangkan itu pun terjadi. Yesus ditangkap oleh para prajurit, penjaga-penjaga Bait Allah, dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh, dan senjata bak menangkap  seorang penyamun.
Yudas, murid yang selama ini ada di dekat-Nya pun bisa mengkhianati Yesus. Padahal ia kenal betul siapa Yesus, orang yang tidak pernah berbuat dosa dan  selalu mengasihinya. Hanya karena iman dan mental yang rapuh, sebuah teguran kecil membuatnya luka hati dan dan berkhianat dengan cara menjual Yesus. Kemudian Yesus pun dihukum mati, disiksa, disalibkan, lambung-Nya ditikam, dan berbagai siksaan lainnya mendera tubuh-Nya. Murid-murid-Nya, ibu-Nya, dan para wanita yang dekat dengan-Nya dapat merasakan kepedihan yang amat sangat yang dialami oleh Yesus. Suatu penderitaaan yang tidak sanggup mereka jalani sendiri, tetapi mereka pun tidak memiliki daya untuk menolong-Nya. Kelimpungan, kecemasan, ketakutan, dan kesedihan yang mendalammereka alami.

Mengalami sukacita-Nya

     Tetapi ketika Ia bangkit pada hari ketiga, Yesus langsung menemui orang-orang yang dekat kepada-Nya. Ia menberi harapan dan menyingkapkan segala dukacita mereka menjadi sukacita.Iman mereka pun jauh semakin kuat, sehingga mereka berani memberitakan Injil seperti yang diamanatkan Yesus kepada mereka.
Sebagai murid yang selalu berjalan bersama Yesus, akan sering melihat mukjizat Allah terjadi, dapat denga mudah menerima pengajaran-Nya, mengenal pribadi Yesus, mengikuti teladan-Nya, dan menerima peneguhan di dalam menjalani kehidupannya. 

    Di antara orang-orang yang berjalan beserta Yesus, apakah dia hanyalah seorang partisipan yang ikut meramaikan rombongan Yesus, apakah dia cuma sebagai anak kecil yang hanyamengikuti ajakan seseorang, apakah dia benar-benar seorang murid yang selalu dekat dengan Yesus bahkan di tengah penderitaan-Nya, ataukah seorang murid yang kemudian mengkhianati-Nya, atau mungkin dia sebagai serdadu-serdadu yang menyiksa-Nya, atau sebagai seorang Farisi yang selalmembuntuti kemana Yesus pergi tetapi selalu merongrong keberadaan-Nya? Siapa pun dia, akan menerima  konsekuensi atas keeratan maupun pembangkangannya kepada Allah. Di manakah posisi anda sekarang ?