Betapa bahagianya apabila seseorang berada dekat dengan orang yang dikasihinya, yang dibanggakannya, disegani, dan dihormati. Seperti rasa damai yang dialami seorang anak dalam pelukan ibunya, atau ketenteraman hati seseorang ketika berada tepat di sisi kekasihnya, seperti sukacita seorang remaja yang berada di tengah artis idolanya, atau seperti kebanggan hati rakyat jelata yang berada di dekat presidennya. Tetapi ada bentuk kebahagiaaan lain yang melebihi kebahagiaan yang dapat diberikan manusia, yaitu kebahagiaan ketika seseorang merasa dekat kepada Tuhan. Hanya orang yang menyadari bahwa Tuhan itu ada di dekat-Nya dan percaya akan kasih dan kuasa-Nya yang akan merasakannya.
Kategori orang yang berada di dekat Yesus
Ketika Yesus berkeliling menyampaikan kabar sukacita dan
pengajaran-Nya, banyak orang mengikuti Dia. Mereka haus dengan pengajaran
Yesus yang selalu membawa damai sejahtera, dan mereka ingin selalu bersama-Nya di
mana pun Dia berada. Mungkin di antara mereka, ada yang sebenarnya hanya
kebetulan melintasi tempat di mana Yesus berada, kemudian ikut nimbrung untuk
sekadar tahu, “Oh… itu yang nama-Nya Yesus, yang terkenal melakukan
banyak mukjizat dan selalu mengabarkan berita damai”. Ada yang terkagum-kagum,
kemudian pulang menyampaikan hal yang dilihatnya kepada keluarganya. Tetapi,
setelah itu mereka tidak pernah muncul lagi. Berbagai alasan bisa menjadi
penghalang mengapa seseorang tidak kembali lagi. Mungkin, ada kepentingan
lain yang dianggap lebih penting dari mendengar pengajaran Yesus atau tidak
memiliki waktu untuk bertemu dengan-Nya. Alhasil, sukacita yang pernah mereka
alami hanya sesaat dan dapat menguap oleh waktu. Kesempatan mendapat berkat
terabaikan sia-sia.
Sama halnya pada zaman sekarang ini. Banyak orang yang sebenarnya
tidak menolak pengajaran tentang Yesus, namun mereka tidak memiliki waktu dan
kesempatan untuk mendengarnya lebih banyak. Urusan bisnis dan kepentingan
keluarga menyita waktu mereka. Mereka bersekutu dengan Tuhan hanya disaat-saat
tertentu, seperti ketika bisnis sedang seret, ketika liburan panjang, atau
ketika mereka sedang ditimpa masalah.
Selain itu, di antara kerumunan orang-orang yang mengikuti
Yesus, ada pula anak-anak kecil yang mengikuti orangtuanya. Bisa jadi mereka
tidak memahami makna yang disampaikan oleh Yesus. Tetapi, sukacita yang mereka
rasakan karena rasa aman berada dekat dengan orang
tua mereka, ataukegembiraan karena
dapat bermain bersama teman-teman sebayanya yang lain.
Demikian juga, mungkin tidak semua yang hadir di gereja datang
oleh keinginan hati sendiri. Mereka datang atas ajakan suami/isteri, teman,
saudara, atau pacar untuk sekadar menemani. Beberapa di antaranya
tergolong jiwa baru yang masih belajar untuk mengenal-Nya. Tuhan
mengasihi mereka juga seperti ketika Ia memanggil anak-anak itu untuk
mendekat kepada-Nya kemudian menggendong dan mendekap mereka. Tuhan ingin
mereka terus bertumbuh dan mengenal-Nya lebih dalam lagi. Seberapa pun tingkat
kerohanian seseorang, Tuhan tetap mengasihi mereka dan selalu ingin setiap
orang bertumbuh di dalam iman.
Di antara kerumunan orang-orang yang paling setia mengikuti Yesus
kemana pun Dia pergi adalah murid-murid-Nya. Intensitas mereka bersama Yesus jauh
lebih besar dibandingkan pengikut yang lainnya. Tentu apa yang mereka lihat dan
pengalaman rohaninya bersama Yesus jauh lebih banyak dibandingkan dengan
pengikut lainnya yang hanya beberapa waktu bersama dengan Yesus. Apa saja yang
murid-murid Yesus lihat dan alami saat bersama-Nya ?
Melihat Mukjizat Yesus
Ketika
melakukan perjalanan bersama Yesus, para murid sering melihat mukjizat yang
Tuhan lakukan, baik terhadap orang lain maupun kepada dirinya sendiri. Berbagai
mukjizat telah dilakukan Yesus. Antara
lain Yesus
pernah mengubah air menjadi anggur yang berkualitas dalam suatu pesta
pernikahan, menyembuhkan wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun,
membangkitkan anak Yairus dari kematiannya, menyembuhkan orang lumpuh, buta,
tuli, kerasukan setan, dan sebagainya. Begitu juga terjadi ketika murid-murid
Yesus berada di dalam perahu bersama Yesus, kemudian angin taufan menghantam
perahunya hingga hampir tenggelam. Tetapi kemudian Tuhan Yesus meredakan angin itu hingga danau itu pun
menjadi tenang. Mukjizat yang dilakukan Yesus selalu tepat sesuai dengan waktu
dan kebutuhan orang yang mengalaminya. Sehingga orang akan merasa aman dan
damai berada di dekat-Nya. semakin intens seseorang bersama Yesus, semakin
sering ia menyaksikan mukjizat yang dilakukan-Nya. Hal ini membangkitkan iman
percaya mereka kepada Yesus.
Hingga sekarang
pun, mukjizat Allah masih berlaku. Bagi mereka yang sering mengikuti KKR
(Kebaktian Kebangunan Rohani) atau CG (Champion Gathering- bagian dari SPK-Saya pengikut Kristus), sudah tidak heran lagi menyaksikan bagaimana
Allah bekerja melakukan mukjizat-Nya. Hingga sekarang, nama Yesus mempunyai
kuasa untuk melakukan hal apa pun, bahkan yang di luar logika manusia. Di
dalam nama-Nya tidak ada segala sesuatu yang mustahil. Tuhan mampu melakukan
mukjizat-Nya kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
Menerima Pengajaran-Nya.
Bersama dengan Yesus, para murid menerima pengajaran-pengajaran
yang menuntun mereka kepada jalan keselamatan. Orang-orang berada di
dekatNya mendengar ajaranNya, tentang keselamatan ada di dalam Dia yang percaya
kepada-Nya, supaya tetap di dalam firmanNya sebagai muridNya (Yohanes 8:31)
Selain itu,
para murid juga menerima pengajaran-pengajaran yang dapat diterapkan
secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, mengenai hal berdoa, berpuasa,
persembahan, pelajaran untuk jangan kuatir, dan ajaran mengenai kasih yang
harus diterapkan sebagai pengikut-Nya.
Pengajaran-pengajaran Yesus telah dituliskan di dalam Firman Tuhan.
Kapan pun dan siapa pun dapat melihat dan membaca-Nya berulang-ulang sesering
mereka mau. Orang yang dekat kepada Tuhan akan selalu haus menerima Firman-Nya,
baik dengan membaca-Nya sendiri secara langsung, atau dengan mendengar khotbah
di gereja, media radio dan televisi, maupun dengan membaca buku-buku rohani.
Mereka akan terus mempelajari dan mencari kehendak Tuhan, serta mau untuk
menerapkan ajaran Tuhan di dalam kehidupannya.
Bersama Yesus, seseorang akan melihat sendiri bagaimana Yesus memberi
teladan hidup: rajin berdoa, penuh belas kasihan, bijaksana dalam bersikap, dan
tepat dalam mengambil keputusan.
Melihat pribadi Yesus
Yesus
memiliki hati yang lembut, tetapi Ia juga tegas dalam bersikap. Ia tidak
tinggal diam ketika seseorang menyimpang dari jalan Tuhan. Ia mengusir
para pedagang lembu, kambing, domba dan merpati, dan penukar-penukar uang,
menghamburkan barang dagangan mereka, dan membalikkan meja-meja tempat mereka
menggelar dagangannya. Yesus tidak mau Bait Allah menjadi tempat berjualan.
Ternyata, tidak semua orang dapat menerima teguran atau pernyataan yang
keras, bahkan banyak murid-murid-Nya yang mengundurkan diri dan tidak mengikuti
Dia lagi (Yoh 6:66).
Demikian halnya
dengan anak-anak Tuhan di masa kini. Tidak jarang mereka limbung di tengah
jalan, karena teguran, ketidakcocokkan, ketidakpuasan, konflik, dan sebagainya.
Masih untung kalau hanya berpindah gereja, tetapi sayangnya ada pula yang
akhirnya menjadi murtad. Hal ini bisa terjadi jika iman rohani kita masih
kerdil, iman yang diukur dari harga diri di depan mata manusia.
Lain halnya dengan Simon Petrus, ia mempunyai iman yang kokoh
dengan pengakuannya: Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada
siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan
kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah (Yohanes
6:68-69).
Seorang murid Tuhan akan mengenal
Allah lebih dekat dan akan mengakui bahwa apa pun yang diucapkan Allah adalah
suatu kebenaran.
Sikap tegas Yesus juga ditunjukkannya
ketika ia duduk bersama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Meski
orang-orang menilainya sebelah mata, tetapi Yesus mempunyai sikap bahwa Ia
datang bukan untuk memanggil orang-orang benar, melainkan orang berdosa (Matius
9:13).
Belajar dari pribadi Yesus yang tidak bersikap exclusive, jangan berada hanya di komunitas
Kristiani, apalagi hanya dengan sesama
aktivis gerejani. Yesus adalah karunia Allah untuk semua umat di dunia. Maka
sebagai anak Tuhan kita pun harus membagi kasih kepada semua orang tanpa melihat
latar belakangnya.
Yesus merupakan pribadi yang bijaksana.
Ketika ia
dihadapkan dengan seorang wanita yang berzinah, Ia mengambil sikap dengan tidak menghakiminya. Tentu saja perasaan wanita itu telah
diliputi dengan ketakutan yang amat sangat. Bisa dibayangkan betapa ngerinya ia melihatkerumunan orang yang penuh emosi dengan kemarahan yang meledak. Mereka telah mengitarinya dengan menggenggam
batu yang keras dan padat di tangan yang siap untuk dilemparkan kepada wanita
itu. Tetapi dengan cara
elegan, Yesus mampu menghentikan amukan massa yang
hendak merajam wanita itu. Yesus menantang mereka, kata-Nya siapa yang tidak berdosa boleh
merajam wanita itu terlebih dahulu. Kenyataannya, tak seorang pun yang merasa
dirinya suci dan akhirnya mereka satu demi satu meninggalkan wanita itu tanpa
melakukan tindakan apapun. Akhirnya
wanita itu pun
selamat dari kematian sia-sia yang sudah di ambang
pintu. Ia diselamatkan oleh kehadiran Yesus di
dekat-Nya. Tidak hanya itu, Yesus jugamenasihatinya untuk memperbaiki diri dan tidak
melakukan dosa lagi. Wanita itu pun benar-benar bertobat dan terus
mengikuti ajaran Yesus. Suatu perubahan sikap hidup 180o dapat terjadi, ketika seseorang mengalami Yesus di
dalam hidup-Nya.
Begitu juga dalam hidup seseorang, ada waktu dimana seseorang mengalami
himpitan, seolah hidupnya sudah di ambang kehancuran. Tetapi
kehadiran Yesus mampu menyelamatkan setiap
orang keluar dari permasalahannya. Tuhan selalu mempunyai cara yang tepat untuk
mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi manusia,
asalkan orang itu mau berserah kepada-Nya
Mengalami penderitaan Yesus
Malam
menjelang Paskah, Yesus mengadakan perjamuan. Saat itu Yesus memberi teladan untuk merendahkan hati. Ia membasuh kaki murid-murid-Nya. Firman Tuhan demikian, “ Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya”.(Yohanes 13:16)
Yesus pun bersaksi : "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." (Yohanes
13:20-21). Suasana haru dan gusar menyeruak hati murid-murid Yesus. Siapakah yang akan menkhianati Guru mereka ? Di tengah kegalauan hati
murid-murid-Nya, Yesus memberi kata-kata pengharapan:
"Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah
Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan dating kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:1-3)
Yesus juga
menjanjikan akan memberi Penghibur bagi murid-muridNya “tetapi Penghibur, yaitu
Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang
telah Kukatakan kepadamu”.
Segala sesuatu dipersiapkan Yesus bagi murid-murid-Nya, menjelang Ia disalibkan. Mulai peringatan bahwa mereka bakal dikucilkan, dunia akan membenci, dan dukacita akan menyelimuti mereka; Yesus juga memberi peneguhan hati dan
mendoakan murid-murid-Nya, agar mereka kuat saat menghadapi masa-masa penderitaan itu. Sebuah perhatian, tanggung-jawab, dan sikap penuh perlindungan kepada
orang-orang terdekat-Nya.
Akhirnya, sampai pada saat yang paling menegangkan itu pun terjadi. Yesus ditangkap oleh para prajurit,
penjaga-penjaga Bait Allah, dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera,
suluh, dan senjata bak menangkap seorang penyamun.
Yudas, murid
yang selama ini ada di dekat-Nya pun bisa mengkhianati Yesus. Padahal ia kenal
betul siapa Yesus, orang yang tidak pernah berbuat dosa dan selalu mengasihinya. Hanya karena iman dan mental yang rapuh, sebuah teguran kecil membuatnya luka
hati dan dan berkhianat dengan cara menjual Yesus. Kemudian Yesus pun dihukum mati, disiksa, disalibkan,
lambung-Nya ditikam, dan berbagai siksaan lainnya mendera tubuh-Nya. Murid-murid-Nya, ibu-Nya, dan para
wanita yang dekat dengan-Nya dapat merasakan
kepedihan yang amat sangat yang dialami oleh Yesus. Suatu penderitaaan yang tidak
sanggup mereka jalani sendiri, tetapi mereka pun tidak memiliki daya untuk
menolong-Nya. Kelimpungan, kecemasan, ketakutan, dan kesedihan yang mendalam, mereka alami.
Mengalami sukacita-Nya
Tetapi ketika Ia bangkit pada hari ketiga, Yesus langsung menemui
orang-orang yang dekat kepada-Nya. Ia menberi harapan dan menyingkapkan segala
dukacita mereka menjadi sukacita.Iman mereka pun jauh semakin kuat, sehingga mereka berani memberitakan Injil seperti yang diamanatkan Yesus kepada mereka.
Sebagai murid yang selalu berjalan
bersama Yesus, akan sering melihat mukjizat Allah terjadi, dapat denga mudah
menerima pengajaran-Nya, mengenal pribadi Yesus, mengikuti teladan-Nya, dan
menerima peneguhan di dalam menjalani kehidupannya.
Di antara orang-orang yang berjalan
beserta Yesus, apakah dia hanyalah seorang partisipan yang ikut meramaikan rombongan Yesus, apakah dia cuma sebagai anak kecil yang hanyamengikuti ajakan
seseorang, apakah dia benar-benar seorang murid yang selalu dekat
dengan Yesus bahkan di tengah penderitaan-Nya, ataukah seorang murid yang kemudian mengkhianati-Nya, atau mungkin dia
sebagai serdadu-serdadu yang menyiksa-Nya, atau sebagai
seorang Farisi
yang selalu membuntuti
kemana Yesus pergi tetapi selalu merongrong keberadaan-Nya? Siapa pun dia, akan menerima konsekuensi atas keeratan maupun pembangkangannya
kepada Allah. Di manakah posisi anda sekarang ?