Langsung ke konten utama

Ketika Masalah Datang

Seorang ibu bekerja sekuat tenaga untuk menyekolahkan anak-anaknya, mendidik mereka dengan baik dan berharap mereka berhasil meraih cita-citanya. Ibu itu membayangkan, kelak ia akan bangga dan puas melihat mereka menjadi orang yang sukses. Tetapi, kenyataannya yang terjadi tidak seperti yang ia harapkan. Di tengah perjalanan  menuntut ilmu, sang anak mengalami sakit  yang sangat parah dan akhirnya meninggal dunia. Ibu itu sangat sedih, anak kesayangannya meninggalkan ibu itu untuk selama-lamanya. Harapan untuk melihat anaknya diwisuda akhirnya pupus sudah.

Peristiwa lain, sepasang suami istri saling mencintai. Di awal pernikahannya, mereka berharap rumah tangga mereka akan diramaikan oleh suara derai tawa ceria buah cinta mereka. Namun, setelah belasan tahun mereka hidup berumah tangga, Tuhan belum juga mengaruniakan buah hati di tengan pasangan yang  saling setia ini. Apalagi kemudian dokter mendiagnosa bahwa kemungkinan mereka untuk memiliki  anak sangat kecil karena kandungan sang istri yang sangat lemah.

Banyak kisah di dunia ini yang membuat kita ikut hanyut dalam kesedihan. Hidup memang tidak selamanya berjalan seperti yang kita harapkan. Kerikil maupun badai persoalan dapat menghadang di depan kita. Bahkan hal itu pun bisa terjadi kala kita sedang dekat dengan Tuhan. Timbul pertanyaan dalam hati kita, mengapa ini bisa terjadi, apakah ini adil? Apakah maksud Tuhan di balik semua ini?

Tuhan memang tidak pernah men janjikan bahwa hidup kita akan berjalan mulus selamanya. Masalah, kesusahan, dan penyakit pun dapat mendera kita. Namun janji Tuhan ia tidak akan meninggalkan kita. Ibrani 13:5b  Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."


Yang perlu kita waspadai adalah bahwa terkadang di tengah menghadapi badai itu, iman kita bisa menjadi lemah. Kita berpikir bahwa masalah kita terlalu berat dan tidak mungkin dapat diatasi. Jangan lupakan bahwa Tuhan kita  Maha Kuasa. Artinya Ia sanggup melakukan apapun yang tidak bisa kita lakukan. Justru di sini Tuhan ingin melihat kerendahan hati kita. Apakah kita benar-benar menyadari bahwa diri kita sebenarnya tidak sanggup menghadapi permasalahan kita sendiri. Kita membutuhkan Allah dan Dialah yang mampu menolong kita.

Mungkin di antara kita merasa beban ini terlalu berat. Kita mulai lelah dan terheran-heran, mengapa masalah ini tidak kunjung selesai. Saat seperti ini kita perlu menyelidiki diri kita. Apakah ada yang salah dalam diri kita? Apakah ini merupakan bentuk peringatan dari Allah? Allah ingin agar kita menyadari dosa kita dan kembali ke jalan yang benar. Bisa juga Allah memang sedang membentuk kita untuk nex level  agar iman kita semakin kuat. Ia membuat kita semakin sabar memahami cara-Nya dan waktu Tuhan.

Apakah yang perlu kita lakukan saat kita berada di tengah masa penantian waktu Tuhan? Hanya menangis dan meratapi diri tidak akan membuat kita semakin baik.

Berdoa

Yang perlu kita lakukan di tengah pergumulan yang kita hadapi adalah tetap berdoa kepada Tuhan. Itu menunjukkan bahwa kita tetap percaya dan mengakui akan kuasa-Nya. Sampaikanlah apa yang kita rasakan kepada-Nya, curahkan isi hati kita kepada-Nya. Bagaimanapun Tuhan lebih tahu apa yang ada di hati kita, karena di hadapan-Nya tidak ada yang tersembunyi. Maka jujur saja kepada Allah. Sampaikan apa yang membuat kita takut, apakah masalah pekerjaan yang berada di ambang kehancuran, apakah masalah masa depan yang terlihat suram, apakah ketakutan akan hidup sendirian selamanya, ataukah sakit penyakit yang kita derita, atau rasa sakit hati kita terhadap seseorang, apakah  rasa kesal terhadap kesalahan diri sendiri, atau perasaan iri kepada orang lain? Berserulah kepada Allah, maka Ia akan melegakan hati kita. Mazmur 34:5, “Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku

Fokus

Ketika kita sedang dalam permasalahan yang berat, iman kita bisa goyah. Kita bisa meragukan kedahsyatan Tuhan dan mulai melirik kuasa lain. Itu bisa terjadi apabila kita tidak memegang teguh iman kita. Di tengah beban kita yang berat, kuasa lain mencoba menarik perhatian kita, mereka ingin kita melihat mereka sebagai pahlawan. Jangan sampai tergoda, tetaplah fokus kepada Tuhan. Berdoa hanya kepada Tuhan dan tidak berharap kuasa lain. Kita perlu mengingat bagaimana Yesus di tengah penderitaann-Nya, Ia tetap memandang Allah dan melewati pergumulan-Nya hingga menang atas maut. 

Kalau kita mencoba berpaling kepada kuasa lain, hidup kita tidak akan tenang. Kesetiaan kita kepada Allah menjadi luntur dan menodai hubungan kita dengan Allah, Jangan tergoda dengan kuasa di luar nama Yesus.  Carilah dan fokuslah kepada Tuhan Yesus, tidak kepada ilah-ilah lain. Hanya nama Yesus yang memberi kekuatan, kesembuhan, dan kemenangan.

Mencari kehendak-Nya dengan membaca Firman Allah. Firman Allah akan menguatkan kita dan menyadarkan kita apa yang tengah Allah kerjakan dalam hidup kita.  Mazmur 42:6, menulis “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku”. Firman Allah ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian yang merasa tertekan. Pesan Firman Allah agar kita tetap berharap kepada-Nya.

Menunggu proses Tuhan

Ketika kita mencari Tuhan, lihatlah perubahan apa yang ada dalam diri kita. Mungkin perubahannya demikian tipis sampai-sampai kita tidak merasakan-Nya dan tidak bisa bersyukur kepada-Nya. Tetapi yakinlah bahwa Allah sedang memproses kita, ada sesuatu yang sedang dikerjakan-Nya di dalam diri kita. Kita adalah mutiara yang dibentuk Allah, kita akan melewati proses demi proses hingga terbentuk menjadi mutiara yang indah, pribadi yang berkenan di hadapan Allah   

Ketika masalah datang, tetaplah tenang. Supaya kita dapat berpikir jernih dan mengambil keputusan yang benar. Pada umumnya ketika masalah itu datang, kita justru menjadik panik, marah-marah, gusar, atau gelisah terus-menerus. Bagaimanapun panasnya hati kita karena marah, atau sesaknya hati kita karena masalah berat yang menekan, tetaplah tenang, diam sejenak, atau tidak berbicara apapun terlebih dahulu. Katupkan mulut dan pejamkan mata kita beberapa saat. Hal ini memang agak sulit dilakukan kalau kita sendirian dan tidak ada yang mengontrol diri kita. Kita butuh orang lain yang dengan tulus membantu menenangkan emosi kita.  

Berpikir positif

Kita seharusnya tetap berpikir positif. Misalnya kita harus menyadari bahwa masalah yang kita alami bukanlah masalah luar biasa dimana kita seorang diri dan satu-satunya yang penah mengalami masalah ini. Pemikiran demikian membuat kita merasa paling menderita dan semakin menjatuhkan mental kita.

Jangan pula berpikir bahwa masalah kita terlalu berat dan tidak akan ada pemecahannya. Kita harus punya harapan. Ingatlah bahwa kita masih punya Allah yang sanggup melakukan apapun bagi kita. Allah yang luar biasa dan sanggup melakukan mukjizat bagi kita.

Janga pula berpikir bahwa masalah yang kita hadapi akibat kuasa gelap yang sengaja merongrong kita. Akhirnya kita pun mulai mencurigai orang-orang yang menjadi saingan kita. Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;” Kuasa gelap pun tidak berkutik, karena Allah telah menghancurkannya.

Singkirkan pemikiran-pemikiran yang kotor, yang melemahkan kita, dan yang merendahkan orang lain. Jaga kemurnian hati kita, agar kuasa-Nya bebas bekerja di dalam diri kita.

Analisis masalah

Kita juga perlu menganalisis permasalahan yang kita hadapi. Mengapa permasalahan itu bisa terjadi? Adakah tindakan kita yang salah sehingga timbul permasalahan tersebut? Kalau ada hal yang bisa diperbaiki, segera lakukan perbaikan. Kalau tidak bisa diperbaiki, amati konsekuensinya yang harus kita terima. Sebatas mana kesanggupan kita menerimanya? Hal yang membuat kita tertekan adalah ketika konsekuensi itu tidak sanggup kita hadapi. Di sini kita benar-benar butuh pertolongan Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu memberi kita kekuatan.

Keadaan seperti ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita. Hal-hal mana yang tidak boleh dilakukan agar permasalhan tidak terulang kembali. Sebenarnya, setiap hal dalam hidup kita dapat kita petik sebagai pelajaran yang memperkaya wawasan dan pengalaman kita. Hanya orang-orang yang bodoh melakukan kesalahan yang sama. Itulah sebabnya Daud merasa bodoh ketika ia melakukan kesalahan yang membuatnya berdosa.

1 Tawarikh 21:8  Lalu berkatalah Daud kepada Allah: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."  

Asalkan kita kembali memperbaiki diri kita untuk tidak mengulanginya lagi. Tuhan Maha Kasih, Ia mengampuni kesalahan kita, ketika kita bertobat dan kembali kepada-Nya


Berani berubah

Setelah kita tahu letak kesalahan kita, kita berkomitmen untuk tidak melakukannya, maka akhirnya yang diperlukan adalah tindakan nyata dari kita kita. Kita harus berani berubah dan mempraktikkannya. Suatu kebiasaan akan sulit untuk diubah. Namun kebiasaan yang buruk harus didobrak, sehingga kita membuat pembaharuan dalam hidup kita. Harus ada niat dalam hati kita terlebih dahulu, maka Allah akan melancarkan niat kita seperti yang teryulis dalam Yehezkiel 36:26, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”

Kita bersama Tuhan akan sanggup mengubah hati kita yang keras menjadi hati yang lembut, hati yang sombong menjadi rendah hati, seorang pemalas menjadi seorang yang rajin. Perubahan hati yang baik akan memperbaiki sikap kita dalam menghadapi permasalahan.

Rekonsiliasi

Mungkin permasalahan yang kita hadapi disebabkan konflik yag terjadi antara kita dengan seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain. Mungkin permasalahan yang telah kita lewati membuat kita menjadi tidak percaya terhadap orang lain atau membuat kita trauma terhadap suatu keadaan. Tentu hal ini membuat hidup kita menjadi tidak nyaman.

Menyimpan dendam yang berlarut-larut sama halnya dengan menyimpan kuman di dalam hati kita. Itu dapat membuat kita menjadi sakit hati dan bukannya menyelesaikan masalah kita. Justru menimbulkan masalah baru dalam hidup kita.

Jika demikian kita perlu menyelesaikan permasalahan ini. Memperbaki komunikasi yang terputus dan menjalin hubungan yang lebih baik. Melepas pengampunan adalah perintah Tuhan yang harus kita taati dan sekaligus cara ampuh untuk menyembuhkan luka hati kita. Demikian Firman Tuhan di dalam Kolose 3:13 tertulis, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Hadapi kenyataan

Mungkin masalah yang kita hadapi adalah suatu peristiwa yang tidak dapat kita tolak. Misalnya meninggalnya seseorang yang kita kasihi. Peristiwa bencana alam atau terjadinya musibah.

Sesuatu yang di luar kuasa manusia harus dapat kita terima dengan hati yang lapang. Kita tahu bahwa Tuhan memiliki kuasa atas hidup kita. Tentu apapun yang Tuhan lakukan adalah yang terbaik. Meskipun mungkin hal itu tidak seperti yang kita harapkan. Namun, sepanjang hidup kita, kita harus terus berusaha meningkatkan iman kita, belajar melihat bagaimana cara Tuhan menggenapi rencana-Nya atas hidup kita. Hadapi setiap kenyataan  dengan mencoba mengerti kehendak Tuhan.

Meskipun hidup tidak selamanya mulus, meskipun permasalahan akan datang dalam hidup kita, namun tetaplah berdoa, tetap fokus memandang  Tuhan dan sabar menanti proses yang Tuhan lakukan atas hidup kita. Sementara itu, analisis permasalahan yang ada, berani melakukan perubahan,  berdamailah dengan sumber masalah, dan lepaskan pengampunan. Teruslah mengarungi hidup ini bersama Tuhan. Meskipun kenyataan hidup tidak selalu indah seperti yang kita harapkan. Namun hadapi kenyataan yang ada, karena Tuhan ada bersama kita dan Ia akan menjadikan semuanya indah pada waktu-Nya. Tuhan memberkati. Amin