Langsung ke konten utama

Warga Negara yang Baik

 

Bukan suatu kebetulan, jika kita dilahirkan sebagai warga negara Indonesia. Tuhan mempunyai tujuan khusus mengapa ia menetapkan kita sebagai bangsa Indonesia. Kita patut bersyukur karena kita ditempatkan di suatu negara yang berdaulat dan aman, sehingga dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kita dapat melakukannya dengan tenang tanpa rasa kuatir. Tidak seperti di negara-negara yang masih mengalami konflik dimana ketakutan menghantui kehidupan mereka sepanjang hari.

Oleh sebab itu kita harus menjaga ketenangan dan kedamaian di negara kita. Hal ini terjadi jika kita dapat menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tunduk dan setia kepada pemerintah, bertanggung jawab, dan senantiasa mendoakan bangsanya.

Bertanggung jawab

Bertanggung jawab berarti ikut memikirkan bagaimana membangun negara ini supaya menjadi lebih baik, bagaimana mengatasi permasalahan yang ada, dan bekerja dengan serius. Tidak semua orang mau dan mampu melakukannya.

Tetapi sebagai anak Tuhan, seharusnya kita menyadari bahwa kemana pun Tuhan mengutus kita, Ia tidak membiarkan kita dengan tangan kosong. Ia memperlengkapi kita sehingga kita dapat berfungsi secara maksimal. Tinggal kesediaan kita, apakah kita mau menjadi prajurit yang siap sedia menjalankan tugas kita?

Bertanggung-jawab berarti saat melakukan tugas kita sesuai dengan prosedur yang ada, tidak memanipulasikan, atau melakukan korupsi, bekerja secara jujur, tidak memanfaatkan kekuasaan atau jabatan yang kita miliki, namun berusaha melakukan tugas kita hingga tuntas.

Taat pada peraturan

Di manapun kita berada, kita akan terikat oleh suatu peraturan yang harus kita taati. Mengapa peraturan itu dibuat? Peraturan dibuat agar tatanan dalam masyarakat berjalan dengan teratur, tertib, tidak tumpang tindih, dan terhindar dari masalah.

Oleh sebab itu peraturan atau hukum harus dibuat oleh orang-orang yang bijaksana, berpikir luas, dan menatap ke depan. Sebagai warga negara kita wajib tunduk kepada hukum dan peraturan yang berlaku di negara kita. Baik peraturan secara nasional, tingkat daerah, maupun peraturan yang berlaku di sekitar lingkungan sekitar kita, seperti di tempat kerja, sekolah, atau tempat tinggal kita.

Beberapa kewajiban kita adalah membayar pajak atau retribusi untuk rumah, kendaraan, telepon, listrik, air, biaya sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan harta yang kita miliki dan sumber alam yang kita gunakan, maka kita wajib membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pajak itu akan dikelola oleh pemerintah yang kemudian akan digunakan untuk pemeliharaan dan pembangunan sarana prasarana dan infrastruktur yang dapat digunakan oleh masyarakat. Apabila kita terlambat atau tidak membayarnya, maka pembangunan di negara kita akan terpengaruh, menjadi tersendat-sendat atau lambat. Oleh sebab itu bayarlah pajak pada waktu yang tepat sesuai dengan nominal yang ditetapkan pemerintah. Itu artinya kita juga telah memberkati orang lain.

Yesus juga mengajarkan kepada kita untuk melakukan kewajiban kita kepada pemerintah. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (Markus 12:17)

Begitu juga peraturan yang berlaku di tempat kerja kita. Biasakan untuk datang tepat waktu. Apalagi jika kewajiban kita berkaitan dengan kepentingan banyak orang. Ada pula tugas seseorang  hanya dapat dilakukan tergantung oleh selesai tidaknya pekerjaan kita. Jangan sampai sistem menjadi terhambat gara-gara ketidakdisplinan kita.

Keterlambatan dalam menghadiri kegiatan sekolah, rapat, atau seminar juga akan merugikan kita, karena ada materi yang tidak kita dapatkan. Keterlambatan kita juga dapat mengganggu peserta lainnya yang sudah mengikuti kegiatan dengan tertib.

Dalam hal ketaatan pada peraturan lalu lintas, kemacetan lalu lintas sangat memprihatinkan. Selain karena jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan raya, juga karena banyaknya oknum yang tidak taat pada tata tertib lalu lintas. Mulai dari pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas, kecepatan yang melebihi batas maksimal, pemakaian handphone ketika sedang mengemudi, dan penggunaan kendaraan tidak layak jalan. Jika peraturan ini dilanggar, dampaknya sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan dapat merenggut nyawa seseorang.

Mengenai pemeliharaan dan penggunaan sarana umum, masih sering orang-orang menggunakan sarana umum tidak sesuai dengan fungsinya. Trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki, tetapi sering dipakai untuk berjualan atau tempat nongkrong anak-anak muda. Akibatnya mengganggu kelancaran pejalan kaki, membuat jalan raya menjadi sempit, dan merusak keindahan.

Taman-taman yang sudah dibuat indah, sungai dan kali yang mulai dikeruk sehingga terlihat bersih jangan dikotori lagi dengan sampah yang dibuang sembarangan. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga pemeliharaan keindahan kota dengan menyiram tanaman dan menyediakan tempat sampah. Sebagai warga yang baik kita harus bekerjasama untuk menjaga kebersihan kota di mana kita tinggal. Tidak merusak taman yang ada, mencoratcoret dengan cat semprot, atau membuang air kecil di sembarang tempat.

Solusi

Agar kewajiban kita untuk membayar pajak, retribusi, atau uang sekolah anak, dapat kita laksanakan dengan baik, kita perlu mengalokasikan dana khusus di awal bulan selain untuk perpuluhan. Dengan demikian kita tidak menunggak kewajiban kita. Masalahnya menunggak akan semakin memperberat tanggungan kita. 

Penyebab pelanggaran yang kita buat adalah ketidakdisplinan, ketidaksabaran, tidak mau menunggu dan tidak mau antri. Jika kita tahu waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dengan tepat waktu, seharusnya kita menyediakan waktu yang cukup, berangkat lebih awal sehingga tidak terburu-buru. Melaju dengan kecepatan tinggi atau menerabas lampu merah bukanlah solusi yang tepat.

Kita memang membutuhkan tempat untuk mencari nafkah. Namun untuk amannya, pilihlah tempat yang telah disediakan, bukan di jalan umum. Sebagai warga negara, kita juga harus memperhatikan kepentingan umum bukan kepentingan diri sendiri. 

Orang yang melanggar peraturan adalah orang yang tidak tahu adanya peraturan yang berlaku, atau orang yang tahu tetapi tidak mau menaatinya. Mereka tidak menaatinya karena tidak tahu akibat yang akan diterimanya jika peraturan itu dilanggar. Akibat pelanggaran itu bisa mendapatkan sanksi hukum, kecelakaan yang menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain, lingkungan yang tidak sehat sehingga warga mudah terkena penyakit, pembangunan yang tidak berjalan lancar sehingga jalannya ekonomi tersendat.

Hukum itu perlu dilakukan untuk memperingatkan orang-orang yang tidak taat. Maka penegak hukum juga dipakai Tuhan untuk menertibkan dan melindungi warganya.

Tunduk dan setia

Banyak produk hukum atau peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah atau pemegang otoritas dimana kita bekerja. Bisa jadi hukum yang ada tidak sesuai dengan keinginan kita, bahkan ada yang berbenturan dengan kehendak kita.

Sementara kita sebagai warga negara harus tunduk kepada peraturan yang ada. Di dalam Roma 13:1 dituliskan bahwa, “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”

 


Jadi suka atau tidak suka, kita harus tunduk kepada pemerintah di atas kita. Sebagaimana kita tunduk kepada pemerintah, kita juga harus tunduk kepada orang tua, guru, atau pemimpin kita.

 

Bagaimana jika, kita merasa adanya ketidak-adilan, kecurangan, atau peraturan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan? Apakah kita harus melawannya? Kita dapat belajar dari tokoh Daniel. Ketika Daniel tinggal di Babel, ia mengabdi sebagai perdana menteri. Meskipun tinggal di daerah kafir, ia tidak ikut-ikutan kafir, Ia tetap menyembah kepada Tuhan dan tetap mengerjakan tugasnya sebagai perdana menteri dengan integritas yang tinggi. Akhirnya, Raja tetap percaya kepadanya karena melihat  tanggungjawabnya yang tinggi.

Pelajari bagaimana Daniel yang tidak mau menajiskan dirinya dengan santapan raja, Daniel 1:8, “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.” Meskipun tidak menuruti apa kemauan raja, namun dalam Daniel 2:46-47, “Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu."

Demikian juga dengan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang menentang raja karena memaksanya menyembah berhala. Dalam Daniel 3:14, “berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?” Raja sangat marah kemudian Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. (Daniel  3:20) 

Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. (Dan 3:26)

Akhirnya Raja memuji Allah, Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. (Dan 3:28)

 

Firman Tuhan selalu benar. Di dalam Matius 22:37-39  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

 

Secara universal, hukum Tuhan adalah yang terbaik dan tidak bertentangan dengan hak asasi manusia. Maka, bila ada peraturan yang melanggar Firman Tuhan, peraturan yang tidak menghormati Allah dan peraturan yang tidak didasarkan kasih, maka maka terdapat kesalahan dalam peraturan tersebut. Jangan melakukan peraturan yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Tetapi, sebaliknya taatilah peraturan-peraturan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.  

Apabila ada hukum yang melanggar Firman Tuhan, kita seharusnya mengingatkan kepada pemegang otoritas dalam membuat hukum yang berlaku, agar meninjau kembali peraturan yang ada. Apapun bentuk keberatan kita harus disampaikan dengan damai, sopan, dan tanpa kekerasan.

Kesetiaan kita kepada negara dapat terlihat bagaimana kita tetap berkarya di negara kita dalam segala situasi. Tunduk pada pemerintahannya dan terus mendoakannya.

Berdoa

Tanggung jawab kita sebagai anak Tuhan adalah mendoakan agar pemerintah sebagai pemegang kekuasaan atas hukum memiliki hikmat dan kebijaksanaan. Dengan demikian maka mereka dapat menjalani tugasnya dengan bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah.

Doa sangat penting bagi kedamaian negara kita. Kita berdoa bagi pemerintah kita agar mereka memegang kekuasaannya dengan takut dan gentar akan Tuhan. Mereka menjadi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap bangsa Indonesia dan mau mengayomi warganya dengan kasih.

Berdoa juga untuk setiap warga negara Indonesia agar memiliki kesabaran, tanggung jawab, peduli, dan rasa cinta kepada tanah airnya.

Kewajiban kita sebagai warga negara adalah membela dan mempertahankan kedaulatan negara kita, membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, menaati dasar negara, hukum, dan pemerintah, mendoakan, serta turut serta dalam pembangunan negara kita ke arah yang lebih baik.

Kedamaian tidak datang dengan sendirinya, harus ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Tuhanlah yang menata setiap keadaan dan menggerakkan setiap hati

Dengan kerjasama dan hubungan yang baik antara warga negara dan pemerintah, aktivitas dapat berjalan dengan aman, pembangunan berjalan lancar, negara damai dan sejahtera, rakyat bahagia, dan nama Tuhan dipuji dan dimuliakan. 

Apakah kita sudah menjalankan tugas kita sebagai warga negara yang baik? Lakukan yang terbaik dengan menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan hati yang ikhlas dan tidak bersungut-sungut! Tuhan Yesus memberkati. Amin.